Pesan Singkat Sahabat Alam untuk Hari Bumi

Jilid Tylingtar
0


 Foto: Tyas Prabawati


Alam yang hijau nan sejuk, membuat hati lekas meresapi auranya. Jiwa terasa jernih. Dikala aku tidak menatap dan menyapa alamku, maka aku merugi tertumpuk kepenatan dalam hati. Alam akan tetap indah semula-mulanya. Kepekaan yang tidak bisa dipungkiri membawa sirna keindahan, kerusakan dan kehancurannya.

Pernahkah merasa, bahwa interaksi dengan alam berarah simbiosis parasite. Siapa yang selalu bergantung pada alam? Apalah daya jika alam tidak indah lagi, seolah –olah tidak berkompromi lagi, mungkin alam akan murka. Itu semua karena tindakan kita (manusia), yang tidak melakukan kewajiban melindungi, merawat, memanfaatkan secara bijak dengan lestari. Kita bisa menanam apapun bisa tumbuh, mengambil tanpa mengeksplotasi tetap bisa.  Ibarat “air susu dibalas air tuba” alam memberi kenikmatan, dibalas dengan kerusakan berujuk ke tidak pedulian.

Bolehlah kita mendengarkan dan berbyayi lagu “Kolam Susu” ciptaan Yok koeswoyo.

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala sudah menghidupimu

tiada topan tiada badai kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu.

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanamanan

 

Kedepannya, marilah bersama menjaga alam kita, warisan nenek moyang dan akan diwariskan kepada anak cucu kita.

Selamat Hari Bumi, 22 April 2022

Penulis: Tyas Prabawati, S.Hut (E51)

 Berikan komentar topik apa yang ingin kamu ketahui ya, sobat pembaca !

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)