Dokter Pohon dan Pentingnya Kesehatan Pohon sekitar kita

Jilid Tylingtar
0

 Musim kemarau tahun ini disertai angin kencang yang bertiup dari timur ke barat. Kita sering melihat tajuk pohon condong searah angin, bahkan pohon-pohon bisa tumbang karena dorongan angin yang kuat. Faktor massa pohon dan kelemahan sistem perakaran menjadi penyebab pohon tidak mampu bertahan saat diterpa angin. Tumbangnya pohon sering kali tidak terduga dan sulit diperkirakan hanya dengan pengamatan kasat mata. Pohon yang tumbang umumnya adalah pohon yang sudah tua, lapuk, atau mengalami kondisi growong (rongga dalam batang). Kondisi ini sebenarnya dapat dideteksi dengan alat (Antara News, 2010).


Dalam tulisan ini, saya akan membahas mengenai pentingnya pemeliharaan pohon yang dikenal dengan istilah "dokter pohon" atau arboris. Pohon adalah tegakan hidup yang memiliki diameter lebih dari 20 cm, diukur pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Semakin tua, pohon umumnya semakin tinggi dan besar. Namun, penyakit dan gangguan kesehatan dapat memperpendek umur pohon (Republika, 2019).


Mengapa Memelihara Kesehatan Pohon Itu Penting?

Memelihara kesehatan pohon adalah langkah strategis dalam pengelolaan lingkungan, terutama di wilayah perkotaan. Pohon yang sehat bukan hanya menyumbang oksigen dan menyerap karbon dioksida, tetapi juga memberikan keteduhan, menurunkan suhu udara, menahan air hujan, dan meredam kebisingan. Selain itu, pohon yang dirawat dengan baik memiliki struktur yang kuat dan tidak mudah tumbang, sehingga mengurangi risiko kecelakaan yang dapat membahayakan manusia, infrastruktur, dan kendaraan (ISA, 2023; Liputan6, 2015).


Kesehatan pohon yang terjaga juga mendukung keberlangsungan ekosistem urban. Burung, serangga penyerbuk, dan mikroorganisme tanah bergantung pada pohon sebagai habitat alaminya. Jika pohon-pohon sakit atau mati mendadak, keseimbangan ekologis pun terganggu. Oleh karena itu, pemeliharaan pohon tidak hanya tentang estetika atau keamanan, tetapi juga merupakan bagian dari pelestarian lingkungan jangka panjang.


Penelitian di berbagai kota di Indonesia menunjukkan pentingnya pemantauan kesehatan pohon. Misalnya, di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pohon di jalur hijau memiliki tingkat kerusakan ringan hingga sedang, dengan hanya 26% pohon yang sehat. Hal ini menekankan perlunya perhatian khusus terhadap kesehatan pohon di ruang terbuka hijau kota tersebut (Waruwu et al., 2021).


Demikian pula, di Taman Kehati Tlogo Jurug, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, hampir 86% pohon ditemukan dalam kondisi tidak sehat. Kerusakan paling banyak ditemukan pada bagian daun dan batang, dengan tipe kerusakan seperti cabang patah dan mati. Ini menunjukkan bahwa pemeliharaan rutin dan deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan pohon di taman kota (Manurung et al., 2023).


Pohon yang sehat memiliki ciri-ciri seperti batang utuh, tidak busuk, tidak berlubang, daun hijau segar, dan tidak terdapat jamur atau benalu. Sebaliknya, pohon yang mengalami penyakit akan lebih mudah tumbang atau mati. Beberapa penyakit yang umum menyerang pohon antara lain benalu, alga, lumut, jamur, bakteri, dan kondisi growong (Liputan6, 2015).


Identifikasi penyakit pohon dapat dilakukan oleh ahli planologi atau proteksi tanaman. Metode deteksi bervariasi, mulai dari observasi visual hingga penggunaan alat canggih. Teknologi modern memungkinkan deteksi kondisi internal pohon tanpa harus merusaknya.


Beberapa alat deteksi kondisi pohon yang telah digunakan antara lain:

Nama Alat

Cara Menggunakan

Kelebihan

Kekurangan

Perkiraan Harga

Sylvatest Duo

Menggunakan gelombang ultrasonik yang dimasukkan melalui lubang kecil di batang pohon.

Deteksi cepat dan akurat, cocok untuk berbagai jenis pohon.

Sedikit invasif (melubangi batang).

± Rp75 juta

Picus Sonic Tomograph

Sensor dipasang mengelilingi batang, menghasilkan peta visual kondisi internal pohon.

Hasil citra 3D, mendeteksi kerusakan mendalam.

Harga mahal, perlu keahlian khusus.

± Rp550 juta

FAKOPP Tree Health

Mengukur kecepatan gelombang suara dalam kayu untuk mendeteksi kerapatan.

Non-destruktif, mudah digunakan.

Kalibrasi rutin diperlukan.

Tidak disebutkan

 


Salah satu contoh Cara Kerja PiCUS Sonic Tomograph

  • Penempatan Sensor Sensor ditempatkan di sekitar batang pohon pada Jarak tertentu. Jumlah sensor disesuaikan dengan ukuran dan kebutuhan analisis.
  • Pengiriman Gelombang Suara Palu khusus digunakan untuk menghasilkan getaran di titik-titik tertentu pada batang. Getaran ini menciptakan gelombang suara yang merambat melalui jaringan kayu.
  • Perekaman Data Sensor merekam waktu tempuh gelombang suara dari titik pengirim ke titik penerima.
  • Gelombang suara bergerak lebih cepat melalui jaringan kayu yang padat (sehat) dan lebih lambat melalui area yang rusak, busuk, atau berongga.

Pemrosesan Data Data dari sensor dianalisis oleh perangkat lunak khusus yang menghasilkan peta dua dimensi atau tiga dimensi dari struktur internal pohon. Warna pada peta menunjukkan kondisi kayu: Hijau/Biru: Kayu sehat. Merah/Kuning: Kayu yang rusak atau busuk.


Gambar berikut ini merupakan bentuk hasil dari alat PiCUS Sonic Tomograph



Sumber gambar: Hepta Kimpada Indonesia. (n.d.).

 


Siapa itu Dokter Pohon (Arboris)?

Arboris, atau yang populer disebut dokter pohon, adalah profesional yang ahli dalam bidang perawatan pohon, baik dari segi biologis, struktural, hingga estetika. Arboris memiliki keterampilan untuk mendiagnosis kondisi pohon, memberikan perawatan yang tepat seperti pemangkasan, pengobatan penyakit, hingga rekomendasi penebangan jika pohon membahayakan (ISA, 2023). Di Indonesia, profesi ini semakin dikenal karena meningkatnya risiko pohon tumbang di kawasan urban (Republika, 2019).


Arboris bekerja tidak hanya dengan alat modern seperti tomografi sonik, tetapi juga dengan pengetahuan ekologi, biologi pohon, dan pemahaman cuaca. Mereka sering berkolaborasi dengan pemerintah kota, taman kota, dan pengelola kawasan hijau.


Simpulan dari uraian diatas: mitigasi pohon tumbang merupakan langkah preventif yang sangat penting untuk menjaga keselamatan lingkungan perkotaan. Pohon yang tumbang sering kali disebabkan oleh kondisi kesehatan pohon yang buruk, seperti kerusakan pada akar atau batang yang tidak terdeteksi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemantauan rutin dan deteksi dini terhadap kondisi pohon menggunakan teknologi modern dan keahlian arboris. Dengan melakukan perawatan yang tepat dan penggunaan alat deteksi seperti Sylvatest Duo atau Picus Sonic Tomograph, potensi pohon tumbang dapat diminimalkan, sehingga mencegah risiko kecelakaan dan kerusakan yang dapat membahayakan masyarakat dan infrastruktur. Dengan pendekatan mitigasi yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan kota yang lebih aman dan lebih hijau.


 

Daftar Pustaka:

 

Antara News. (2010, September 16). Sylvatest Duo, pendeteksi potensi tumbangnya pohon. https://www.antaranews.com/berita/37553/sylvatest-duo-pendeteksi-potensi-tumbangnya-pohon

International Society of Arboriculture. (2023). What is an arborist? https://www.treesaregood.org/treeowner/whatisanaborist

Liputan6. (2015, Januari 20). Cegah pohon lapuk tumbang, IPB kenalkan alat ini. https://www.liputan6.com/news/read/2159859/cegah-pohon-lapuk-tumbang-ipb-kenalkan-alat-ini

Malang Kota. (2017, Oktober 31). Pemkot Malang miliki alat pendeteksi kondisi pohon, ini fungsinya. https://malangkota.go.id/2017/10/31/pemkot-malang-miliki-alat-pendeteksi-kondisi-pohon-fungsinya/

Manurung, H., Hakim, L., & Purnomo, P. (2023). Evaluasi kondisi kesehatan pohon di Taman Kehati Tlogo Jurug Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Ilmu Lingkungan, 21(1), 55-65. https://eprints.instiperjogja.ac.id/id/eprint/1818/12/Jurnal%20Braldwi%20Manurung_21161.pdf

 

Republika. (2019, September 9). Cegah pohon tumbang, IPB punya dokter pohon. https://republika.co.id/berita/ot0rmr374/cegah-pohon-tumbang-ipb-punya-dokter-pohon

Waruwu, E., Firdara, E. K., Octavianus, R., Nuwa, N., & Triyadi, A. (2021). Evaluasi kesehatan pohon menggunakan indikator Forest Health Monitoring pada ruang terbuka hijau Universitas Palangka Raya: Jurnal Hutan Tropika, 16(1), 1-13. https://doi.org/10.36873/jht.v16i1.2964

Hepta Kimpada Indonesia. (n.d.). Picus Sonic Tomograph solusi mitigasi pohon tumbang. https://www.heptakimpada.co.id/hello-kimpada/

Alatuji. (n.d.). Tree health monitoring FAKOPP untuk mengecek kesehatan pohon. https://alatuji.co.id/tree-health-monitorinng-fakopp-untuk-mengecek-kesehatan-pohon

 

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)