Hallo teman-teman, assalamu alaikum wr. wb.
Seringkali kita melewati sungai
atau selokan yang sudah keruh. Saya sering bercerita dengan teman tentang
keseruan bermain disungai yang bersih, mencuci, mandi, mencari ikan, dll.
Menguras emosi dan fikiran kenapa sekarang tempat itu sudah tidak indah lagi.
Anak-anak kelak tidak bisa bermain seperti
dulu. Kalau sudah begini kita bercerita keindahan zaman dulu hanya
menjadi dongeng khayalan. Saya ingin memberikan alternatif untuk solusi
pencemaran air sekitar kita. Semoga bermanfaat.
Pencemaran air
sekitar kita sudah banyak sekali. Pencemaran air menyebabkan bau tak sedap
disekitar saluran air serta kurangnya sumber air bersih. Pencemaran air dapat
diketahui dari ciri fisiknya, antara lain: bau tak sedap, perubahan warna
keruh, ada beberapa zat lain yang tercampur air. Penyebab pencemaran air
sebagian besar disebabkan oleh zat pembuangan pabrik dan masyarakat yang
membuang sampah ke saluran air. Pengetahuan yang dangkal bahwa membuang sampah
ke saluran air akan menyelesaikan masalah. Masalah pencemaran bukan hanya
urusan satu atau sekelompok orang, tapi semua manusia. Tindakan sederhana
dengan memberi contoh tidak membuang sampah sembarangan dan berani menegur orang
yang membuang sampah dengan cara yang tepat.
Beberapa saluran air
yang sudah tercemar selain dibersihkan secara teknis perlu dilakukan pemulihan air. Pemulihan atau penjernihan
air perlu adanya gotong-royong bersama. Salah satu upaya yang bisa digunakan
yaitu dengan menerapkan system bioremediasi hulu-hilir. Pengertian Bioremidiasi
menurut Priadie (2012), Bioremidiasi
merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada
polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkankadar polutan tersebut.
System bioremidiasi
hulu hilir yang saya usulkan, ini dapat diaplikasikan meniru tahap saluran air
di alam. Tahap ini terdiri:
1.
Bagian
atas atau dekat sumber pencemaran disusun batu-batu besar, layaknya darah hulu
yang airnya deras, serta pohon yang banyak cabang.
2.
Dibawahnya
batu-batu sedang dan disusul batu-batu kecil, dan ditanami hijauan kiri dan
kanan saluran dengan rumput yang merambat.
3.
Tanah
lempung yang diatasnya diberi tanaman enceng gondok. Tahap ini sebaiknya pada
saluran yang datar dan laju aliran air pelan cenderung stabil.
Pembuatan
bioremidiasi ini perlu mempertimbangkan luas saluran air dan daya tampung
ketika hujan. Jika saluran air mampu menampung air hujan, maka penambahan
bahan-bahan bioremidiasi tidak masalah. Namun jika saluran air terlalu sempit dan dangkal maka perlu dilakukan pembersihan sampah yang menumpuk dan pelebaran
saluran air.
Apa masih mau buang sampah di
saluran air? Sudah mengetahui membuang sampah akan menimbulkan masalah dan
penyelesaiannya membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.
Sebaiknya kita hentikan tindakan mengotori sampah dan mulai sekarang berusaha mengembalikan
pencemaran menjadi air bersih.
Penulis:
Tyas Prabawati, S.Hut (KSHE51)
Daftar
pustaka
Priadie
B. 2012. Teknik bioremidiasi sebagai alternatif dalam upaya pengendalian
pencemaran air. Jurnal Ilmu Lingkungan.
10(1): 38-48.


